Indonesia terus berupaya memperkuat kedaulatan ekonomi, termasuk di sektor pembayaran.
Salah satu langkah penting adalah peluncuran Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), sistem yang menciptakan transaksi lebih efisien, terjangkau, dan mandiri.
Sebelumnya, transaksi non-tunai Indonesia bergantung pada jaringan internasional seperti Visa dan Mastercard, yang menyebabkan biaya tinggi dan pendapatan mengalir ke luar negeri.
GPN hadir untuk mengatasi masalah ini dengan sistem pembayaran yang inklusif, aman, dan berbasis domestik.
Di artikel ini, kami akan mengulas GPN, dari latar belakang hingga manfaatnya, serta perannya dalam mendukung transformasi digital dan Gerakan Nasional Non-Tunai.
Jika Anda ingin membandingkan kartu debit berlogo GPN, kami memiliki laman khusus di mana Anda bisa membandingkan dan membaca review dari pengguna kami.
Apa itu GPN?
Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) adalah sistem pembayaran yang dikembangkan oleh Bank Indonesia untuk mempermudah dan menyatukan transaksi non-tunai di dalam negeri.
GPN memungkinkan berbagai kartu debit dari bank yang berbeda dapat digunakan di semua mesin EDC (Electronic Data Capture) tanpa batasan jaringan.
Dengan teknologi chip NISCCS (National Indonesian Chip Card Specification), GPN meningkatkan keamanan data pengguna dan transaksi.
Sistem ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada jaringan internasional seperti Visa dan Mastercard, menekan biaya transaksi, serta menjaga aliran pendapatan agar tetap di dalam negeri.
Diluncurkan pada tahun 2017, GPN juga mendukung inklusi keuangan dan transformasi digital di Indonesia melalui transaksi yang lebih terjangkau, aman, dan efisien.
Latar Belakang dan Sejarah GPN
Dikutip dari Katadata, jumlah kartu debit yang beredar di Indonesia telah menembus 160 juta dan lebih dari 80% berlogo Visa atau Mastercard.
Sebelum hadirnya GPN, sistem pembayaran non-tunai di Indonesia sangat bergantung pada jaringan internasional seperti Visa, Mastercard, dan lainnya. Hal ini menimbulkan beberapa tantangan:
Ketergantungan pada Jaringan Asing: Sebagian besar transaksi non-tunai, baik melalui mesin ATM maupun EDC, harus melewati sistem pembayaran luar negeri. Ini menyebabkan aliran data dan pendapatan transaksi mengalir keluar dari Indonesia.
Biaya Transaksi Tinggi: Merchant dikenakan biaya potongan hingga 2-3% untuk setiap transaksi yang menggunakan jaringan asing, yang secara tidak langsung membebani konsumen.
Keamanan Data: Data transaksi nasabah harus melewati jaringan luar negeri, yang meningkatkan risiko kebocoran data dan ancaman keamanan.
Pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia tidak ingin selamanya pendapatan dari transaksi elektronik di Indonesia mengalir deras ke perusahaan Visa atau Mastercard yang berada di negeri Paman Sam.
Oleh karena itu, pemerintah mencoba untuk mengalihkan keuntungan yang sebelumnya ke luar negeri menjadi potensi pendapatan untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Konon, sistem lalu lintas pembayaran ini telah direncanakan sejak 20 tahun lalu tetapi karena berbagai hal baru dapat terealisasi pada akhir tahun 2017 dan mulai berlaku sejak 1 Januari 2018.
Awal Mula GPN
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Bank Indonesia bersama pemerintah merancang sistem pembayaran domestik yang terintegrasi. Setelah melalui berbagai proses perencanaan selama dua dekade, GPN resmi diluncurkan pada 4 Desember 2017 dan mulai diterapkan secara penuh sejak 1 Januari 2018.
Langkah ini didasarkan pada kebutuhan untuk:
Meningkatkan kedaulatan sistem pembayaran domestik.
Menekan biaya transaksi bagi pengguna dan merchant.
Mendorong inklusi keuangan di berbagai lapisan masyarakat.
Peraturan dan Dukungan Hukum
Implementasi GPN diperkuat oleh sejumlah regulasi, salah satunya Peraturan Presiden (Perpres) No. 74 Tahun 2017 tentang roadmap e-commerce.
Regulasi ini menargetkan pembangunan ekosistem pembayaran digital yang lebih aman, efisien, dan inklusif.
Hadirnya GPN tidak hanya menyatukan berbagai jalur pembayaran dalam negeri, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru dengan memastikan pendapatan dari transaksi elektronik tetap berada di Indonesia.
Dengan demikian, GPN menjadi fondasi penting dalam membangun transformasi digital di sektor keuangan Indonesia.
Fitur Utama GPN
1. Keterhubungan Sistem Pembayaran
GPN memungkinkan semua kartu debit dari berbagai bank dapat digunakan di mesin EDC (Electronic Data Capture) mana pun di Indonesia. Sebelum GPN, kartu debit hanya dapat digunakan di mesin EDC dari bank yang sama.
2. Teknologi Chip NISCCS
GPN menggunakan teknologi chip yang meningkatkan keamanan data pengguna. Teknologi ini melindungi informasi transaksi agar tidak mudah diretas atau disalahgunakan.
3. Logo Nasional GPN
Kartu debit GPN dilengkapi logo burung Garuda, yang menjadi tanda bahwa kartu tersebut mendukung transaksi domestik dan terintegrasi dengan jaringan nasional.
4. Biaya Transaksi yang Lebih Rendah
GPN menekan biaya transaksi baik untuk pengguna maupun merchant. Biaya potongan transaksi untuk merchant ditetapkan lebih rendah, yaitu sekitar 1%, dibandingkan jaringan internasional yang bisa mencapai 2-3%.
5. Sistem Domestik yang Terpusat
Semua data dan proses transaksi GPN dilakukan melalui jaringan domestik tanpa melewati jaringan luar negeri. Ini membantu menjaga kedaulatan data dan mendukung sistem pembayaran yang lebih efisien.
6. Keamanan Tinggi dengan Standar Nasional
Selain teknologi chip, GPN dilengkapi dengan enkripsi data dan perlindungan tambahan yang mematuhi standar keamanan nasional. Hal ini memastikan bahwa transaksi lebih aman bagi pengguna.
7. Dukungan terhadap Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT)
GPN mendukung inisiatif pemerintah untuk mendorong penggunaan pembayaran non-tunai, termasuk dalam program bantuan sosial, pembayaran tol, dan transportasi publik.
Dengan fitur-fitur ini, GPN memberikan kemudahan, efisiensi, dan keamanan dalam transaksi non-tunai di seluruh Indonesia.
Keuntungan GPN
Berikut keuntungan GPN untuk pengguna, pelaku usaha, perbankan dan ekonomi nasional:
Kartu GPN dapat digunakan di semua mesin EDC dan ATM di Indonesia.
Biaya administrasi dan transaksi lebih murah dibandingkan kartu yang menggunakan jaringan internasional.
Dilengkapi teknologi chip dan enkripsi data untuk melindungi transaksi dari potensi penyalahgunaan.
Pengguna dapat melakukan transaksi berapa pun nominalnya.
Untuk Pengguna (Nasabah)
Hanya membutuhkan satu mesin EDC yang dapat membaca kartu dari berbagai bank.
Hanya dikenakan biaya sekitar 1% per transaksi, lebih rendah dibandingkan 2-3% pada jaringan internasional.
Pelanggan dapat membayar lebih mudah dan cepat menggunakan kartu GPN.
Dengan pembayaran non-tunai, risiko menerima uang palsu atau kekeliruan dalam penghitungan uang berkurang.
Untuk Merchant (Pelaku Usaha)
Transaksi diproses secara domestik, mengurangi ketergantungan pada jaringan internasional.
Dengan biaya lebih rendah dan keamanan yang lebih tinggi, GPN membantu meningkatkan loyalitas nasabah.
Mendorong masyarakat untuk lebih aktif menggunakan layanan perbankan.
Untuk Perbankan
Semua data transaksi diproses di Indonesia, meningkatkan keamanan data nasional.
Pendapatan dari biaya transaksi tetap berada di dalam negeri, tidak lagi mengalir ke penyedia jaringan internasional.
GPN mempercepat adopsi pembayaran non-tunai di Indonesia, sejalan dengan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT).
Untuk Ekonomi Nasional
Kekurangan dan Tantangan GPN
Berikut kekurangan dan tantangan GPN
Hanya dapat digunakan di dalam negeri. Pengguna tidak bisa melakukan transaksi internasional, seperti belanja di situs luar negeri atau menggunakan kartu di luar Indonesia.
Belum kompatibel untuk transaksi e-commerce yang melibatkan platform global seperti Amazon, Alibaba, atau eBay.
Biaya potongan yang lebih rendah untuk merchant (sekitar 1%) dibandingkan jaringan internasional (2-3%) menyebabkan penurunan pendapatan bagi bank.
Tetap mengenakan biaya administrasi bulanan dengan selisih hanya sekitar Rp1.000 – Rp2.000.
Kekurangan GPN
Banyak masyarakat yang belum memahami manfaat GPN, sehingga adopsi kartu ini masih terbatas.
Tidak semua daerah memiliki infrastruktur pembayaran non-tunai yang memadai, seperti ketersediaan mesin EDC atau ATM yang kompatibel.
Visa, Mastercard, dan jaringan internasional lainnya menawarkan layanan lebih luas, termasuk transaksi global dan program loyalitas, yang membuat kartu mereka lebih menarik bagi pengguna tertentu.
Tidak semua merchant kecil mampu memahami atau mengadopsi sistem GPN karena keterbatasan pengetahuan teknologi.
Belum sepenuhnya diintegrasikan dengan platform e-commerce domestik maupun global, membatasi penggunaannya untuk transaksi digital.
Tantangan GPN
Cara Mendapatkan Kartu GPN
Cara mendapatkan kartu GPN sangat mudah. Berikut beberapa cara:
Mendaftar ke bank
Anda perlu membuka rekening bank di salah satu bank yang telah berpartisipasi dalam sistem GPN.
Minta ke pihak bank
Saat membuka rekening, Anda dapat meminta kepada pihak bank untuk mendapatkan atau menambahkan kartu debit atau kredit yang mendukung GPN.
Aktifkan kartu GPN
Setelah menerima kartu GPN, pastikan untuk mengaktifkannya. Biasanya, proses aktivasi dilakukan dengan mengikuti petunjuk dari pihak bank, baik melalui mesin ATM, mobile banking, atau customer service.
Pastikan transaksi GPN
GPN dapat digunakan untuk transaksi pembayaran di merchant atau toko yang mendukung sistem ini, baik untuk pembayaran belanja di ritel maupun untuk transaksi digital lainnya.
Beberapa bank memberlakukan 14 hari kerja untuk memberikan kartu debit baru. Namun, ada juga bank yang memberikan kartu atm berlogo GPN ketika mengajukannya.
Perbedaan Sebelum dan Sesudah GPN
Tanya Jawab Kartu GPN
Apa itu kartu GPN?
Kartu GPN adalah kartu debit yang diterbitkan pemerintah Indonesia menggunakan standar sistem keamanan dan jaringan perbankan untuk memudahkan transaksi dalam negeri dengan biaya lebih murah.
Apa perbedaan Mastercard dan GPN?
- Kartu debit GPN hanya bisa digunakan untuk transaksi dalam negeri, jadi belum bisa digunakan di luar negeri.
- Kartu GPN tidak memiliki layanan transaksi online dan hanya bisa digunakan di mesin ATM Indonesia dan mesin EDC Indonesia.
- Kartu Mastercard bisa digunakan untuk transaksi online dengan cepat dan mudah.
- Biaya admin untuk kartu ATM GPN lebih murah 1.000 rupiah apabila dibandingkan dengan Mastercard. Contohnya: Kartu debit BCA GPN biaya adminnya Rp14,000 sedangkan Kartu Debit Paspor BCA Mastercard biaya adminnya Rp15,000 per bulan.
Apa perbedaan GPN dan VISA?
- GPN adalah alat bayar buatan Indonesia, jadi hanya bisa digunakan di Indonesia.
- VISA adalah alat bayar yang diterbitkan oleh VISA Inc dari Amerika Serikat, jadi bisa digunakan di seluruh dunia.
- Kartu GPN tidak memiliki layanan transaksi online dan hanya bisa digunakan di mesin ATM Indonesia dan mesin EDC Indonesia.
- Kartu VISA bisa digunakan untuk transaksi online dengan cepat dan mudah.
- Potongan harga untuk merchant GPN lebih murah dibandingkan Visa.
Biaya administrasi yang diberlakukan pada GPN lebih rendah ketimbang Visa, sekitar Rp1000 per bulan.
Kapan GPN diluncurkan?
GPN diluncurkan pada 4 Desember 2017.
Di mana saya bisa menggunakan kartu GPN?
Kartu GPN dapat digunakan di berbagai tempat, termasuk:
- ATM yang terhubung dengan jaringan GPN.
- Merchant yang memiliki mesin EDC yang mendukung GPN.
- Untuk transaksi pembayaran online yang mendukung sistem GPN.
Apakah GPN hanya berlaku di Indonesia?
Ya, GPN adalah sistem pembayaran yang hanya berlaku di Indonesia, yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya transaksi antarbank di dalam negeri.
Apakah GPN aman untuk digunakan?
Ya, GPN menggunakan standar keamanan yang sangat tinggi untuk melindungi data transaksi, seperti enkripsi dan tokenisasi, yang memastikan transaksi Anda tetap aman dari ancaman pencurian data.
Apa yang harus dilakukan jika kartu GPN saya hilang atau dicuri?
Segera hubungi bank penerbit kartu untuk memblokir kartu dan mencegah penyalahgunaan.
Bank akan membantu Anda untuk mengganti kartu yang hilang atau dicuri dan memberikan petunjuk selanjutnya.
Apakah semua bank di Indonesia mendukung GPN?
Tidak semua bank di Indonesia mendukung GPN. Namun, semakin banyak bank yang mengadopsi sistem ini untuk memfasilitasi transaksi yang lebih efisien.
Pastikan untuk memilih bank yang menyediakan kartu GPN jika Anda ingin menggunakan sistem ini.
Dapatkah saya menggunakan kartu GPN untuk transaksi internasional?
Tidak, GPN hanya berlaku untuk transaksi domestik di Indonesia. Untuk transaksi internasional, Anda masih perlu menggunakan kartu dengan sistem internasional seperti Visa atau MasterCard.
Bagaimana cara memastikan bahwa merchant menerima pembayaran dengan GPN?
Pastikan bahwa merchant atau toko tempat Anda berbelanja memiliki mesin EDC yang mendukung sistem GPN.
Biasanya, merchant akan menampilkan logo GPN pada mesin EDC atau informasi lainnya.
Apakah GPN mendukung pembayaran digital atau dompet digital?
GPN mendukung transaksi pembayaran di berbagai platform, termasuk dompet digital atau aplikasi mobile banking yang terhubung dengan sistem GPN.
Anda dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk melakukan pembayaran dengan kartu GPN.
Apa yang harus dilakukan jika transaksi dengan GPN gagal?
Jika transaksi Anda gagal, coba cek kembali apakah saldo cukup, koneksi jaringan stabil, dan kartu Anda dalam keadaan aktif.
Jika masalah berlanjut, segera hubungi customer service bank penerbit kartu untuk bantuan lebih lanjut.
Demikian pembahasan tentang GPN dari Financer. Hadirnya kartu debit buatan pemerintah Indonesia ini tentulah menawarkan berbagai keuntungan bukan hanya untuk negara tetapi juga masyarakat.
Kartu GPN adalah salah satu jenis kartu debit terbaik yang dapat dipertimbangkan, terutama jika aktif melakukan transaksi keuangan dalam negeri. Jadi, pastikan punya kartu ini di dompet Anda yah!
Jika ingin membuka rekening tabungan yang memberikan kartu GPN, kami memiliki laman khusus di mana Anda bisa membandingkan dan membaca review dari pengguna kami.