Memulai hidup baru sebagai pasangan suami istri memang penuh dengan tantangan, salah satunya cara mengatur keuangan setelah menikah.
Ternyata setelah menikah manajemen keuangan tidak semudah saat single dulu karena memerlukan aturan dan pola pikir yang berbeda.
Tidak heran, banyak pasangan baru menikah yang kebingungan bahkan cekcok karena mereka belum tahu dan mampu mengatur keuangan setelah menikah.
Biaya pernikahan menghabiskan dana yang cukup banyak. Tidak berhenti sampai di situ saja karena masih ada banyak biaya yang harus dipikirkan dan direncanakan sejak awal pernikahan.
Biaya-biaya ini meliputi, tabungan keluarga, KPR rumah, memiliki anak, pendidikan anak, asuransi, investasi, hingga simpanan masa pensiun.
Nah, kini Financer hadir membantu Anda untuk membahas cara mengelola keuangan dalam rumah tangga yang tepat bagi pasangan baru menikah atau sebentar lagi menikah.
Yuk, ikuti dan terapkan 12 cara mengatur keuangan setelah menikah di bawah ini:
Cara Mengatur Keuangan Setelah Menikah
Jangan Menghabiskan Uang Tamu Undangan
Sudah menjadi tradisi di Indonesia apabila ada pasangan yang menyelenggarakan pernikahan, maka tamu akan memberikan uang atau hadiah.
Setelah acara pernikahan selesai, pihak pengantin dan keluarga biasanya akan mengumpulkan dan menghitung jumlah hadiah yang diperoleh dari acara pernikahan.
Hasilnya bisa saja mengecewakan dan bisa saja membahagiakan. Jika hasil hadiah yang diperoleh membahagiakan, maka Anda dan pasangan harus fokus pada tujuan masa depan.
Contohnya, Anda bisa menabung uang amplop dari pernikahan untuk mencicil KPR rumah, membayar utang pinjaman, atau untuk investasi keluarga di masa depan.
Oleh karena itu, kalian harus membuat rencana dan menyusun prioritas.
Jangan Ada Dusta Di Antara Kita
Hal pertama yang harus dilakukan ketika memutuskan untuk menikah dan menjalani hidup bersama pasangan adalah seperti lagu legendaris jangan ada dusta di atara kita, namun terbukalah satu sama lain.
Terbukalah dalam segala hal, baik itu dalam hal pekerjaan, penghasilan, rencana memiliki anak, rencana KPR rumah, investasi, tabungan dan lain-lain.
Jangan sampai menimbulkan kecurigaan yang dapat menyebabkan percekcokan di dalam rumah tangga.
Misalnya, Anda memprioritaskan memiliki rumah dengan metode cicilan KPR sebelum memiliki anak. Sedangkan pasangan lebih memprioritaskan untuk menabung karena ingin segera memiliki anak.
Nah, di sinilah Anda harus terbuka dan berkompromi dengan pasangan perihal keuangan.
Kemudian, kalian harus menentukan tabungan siapa yang akan digunakan. Contohnya, ada rekening yang dipakai untuk membayar KPR rumah atau kredit mobil, dan rekening lainnya digunakan untuk asuransi atau investasi.
Intinya, harus sama-sama bertanggung jawab agar kondisi keuangan rumah tangga tetap sehat dan aman.
Membuat Rekening Bersama
Anda dan pasangan mungkin belum kepikiran untuk membuatnya bersama karena keegoisan individu yang belum dapat dihilangkan.
Namun, membuat rekening bersama ini harus dipikirkan dan dipersiapkan dari sekarang. Jika tidak, kondisi keuangan rumah tangga ke depan bisa kacau balau.
Jadi, setelah menerima gaji atau pendapatan usaha, Anda dan pasangan harus menetapkan dulu jumlah uang yang akan disimpan di tabungan bersama.
Uang yang berada di tabungan bersama tidak boleh digunakan, kecuali untuk kebutuhan darurat, dan harus dikelola dengan baik agar tidak tercampur dengan uang lainnya.
Kami bekerjasama dengan berbagai bank terbaik di Indonesia yang menawarkan rekening bank. Anda dapat membandingkannya di laman yang khusus kami dedikasikan untuk rekening tabungan.
Memilih Bendahara Keluarga
Idealnya di dalam sebuah keluarga harus ada satu orang yang dapat dipercaya untuk memegang dana, mengelola pengeluaran, dan mengatur keuangan rumah tangga layaknya seperti perusahaan.
Tidak ada aturan pasti tentang siapa yang berhak dan lebih pantas untuk menjadi bendahara karena keputusan ini disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Apabila Anda termasuk pribadi yang teliti dan dapat mengelola keuangan, maka Anda dapat mengajukan diri sebagai bendahara keluarga.
Tetapi jika pasangan lebih teliti dalam mengatur uang, maka sebaiknya mempercayakan urusan ini kepada pasangan.
Menetapkan sistem satu pintu akan memudahkan kehidupan rumah tangga karena ada satu orang yang bertugas untuk mengatur arus masuk dan keluar dana keluarga.
Tentukan Besaran Pengeluaran Keluarga Setiap Bulan
Setelah menentukan bendahara dalam keluarga kecil Anda, maka selanjutnya membuat rencana anggaran untuk pengeluaran harian dan bulanan.
Buatlah catatan kebutuhan rumah tangga, seperti bahan makanan, keperluan mandi, tagihan listrik, tagihan air, bayar pajak, bayar asuransi, dan lain-lain.
Setiap akhir bulan, cobalah menyempatkan waktu dengan pasangan untuk menghitung seluruh pengeluaran.
Tujuannya agar Anda tahu jumlahnya setiap bulannya. Kemudian bandingkan dengan bulan sekarang dengan bulan sebelumnya.
Menghitung secara rutin tentunya membantu keuangan keluarga. Apabila bulan ini melebihi anggaran keuangan bulan lalu, maka kurangi di bulan berikutnya.
Alokasikan Gaji Masing-Masing Untuk Berbagai Kebutuhan
Apabila hanya ada satu orang yang bekerja dalam keluarga Anda, maka pendapatan satu orang tersebut harus dibagi pada pos-pos pengeluaran yang telah direncanakan.
Namun, apabila Anda dan pasangan sama-sama bekerja, maka kalian dapat menentukan gaji siapa yang dialokasikan untuk membayar keperluan ini dan keperluan itu.
Walaupun hanya satu orang yang bertanggung jawab untuk mengatur keuangan keluarga tetapi alokasi gaji harus dibicarakan baik-baik terlebih dahulu.
Sebagai ilustrasi, gaji Anda digunakan untuk membeli kebutuhan yang sifatnya kecil, seperti membeli keperluan dapur, perlengkapan mandi, membayar tagihan listrik, tagihan air, asuransi dan sebagainya.
Sedangkan gaji pasangan dapat digunakan untuk membayar cicilan KPR rumah atau kredit mobil.
Semua alokasi gaji untuk pos-pos pengeluaran harus disepakati bersama pasangan karena keberhasilan sebuah keluarga sangat dipengaruhi oleh kemampuan mengatur keuangan.
Sisihkan Pendapatan Untuk Tabungan Masa Depan
Pada awal pernikahan, pendapatan Anda dan pasangan mungkin belum besar sehingga rasanya cukup berat untuk menyisihkan uang untuk ditabung.
Namun, apabila Anda membiasakan diri dan pasangan untuk menyisihkan pendapatan untuk ditabung sejak awal, maka kebiasaan menabung ini tidak akan berat dilakukan ke depannya.
Jadi, usahakan untuk menyisihkan penghasilan untuk ditabung meskipun hanya sedikit.
Tabungan yang telah dikumpulkan ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan di masa depan, seperti biaya pendidikan anak, investasi, biaya pengobatan, dan lain-lain.
Apabila sulit untuk menabung, Anda dapat mengalihkan penghasilan untuk membeli produk asuransi yang akan berguna di kemudian hari.
Tidak Lupa Berinvestasi Untuk Keluarga
Pada dasarnya, setiap pasangan suami istri wajib memiliki tujuan bersama yang jelas.
Nah, tujuan ini tentu dapat diraih apabila kondisi keuangan keluarga aman dan sehat. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, bendahara harus mengalokasikan uang untuk investasi.
Ada berbagai aset yang dapat dicoba, mulai dari saham, deposito, emas, forex, kripto, atau P2P.
Jadi, sebelum investasi sebaiknya Anda mencari tahu terlebih dahulu aset apa yang cocok dengan kebutuhan rumah tangga.
Selama beratus-ratus tahun, penanaman modal dipercaya dapat membantu keuangan tetap sehat.
Oleh karena itu, memiliki aset sebenarnya tidak merugikan melainkan menguntungkan meskipun awalnya keluarga harus mengeluarkan sejumlah uang terlebih dahulu.
Pastikan juga ketahui kebutuhan rumah tangga terlebih dahulu agar produk yang dipilih sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Tertarik ingin berinvestasi tapi bingung harus memulai dari mana? Kabar baiknya, kami membuat laman khusus yang membahas semua hal tentang investasi aman dan terbaik di Indonesia.
Sediakan Dana Darurat Sebelum Terlambat
Sesuai dengan namanya, dana darurat ini berguna sebagai “ban serep” untuk mengcover biaya-biaya tidak terduga di luar dari rencana anggaran yang telah dibuat sebelumnya.
Contohnya, sakit, kecelakaan, kematian atau bantuan untuk keluarga besar.
Selain itu, kejadian buruk dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, dan dapat menimpa siapa saja. Sebab itu, Anda dan pasangan wajib menyiapkan dana darurat sejak awal pernikahan kalian.
Jadi, semakin awal keluarga kalian menyisihkan uang untuk dana darurat, maka semakin banyak juga jumlah dana darurat yang dapat dikumpulkan.
Cobalah menyisihkan 1/3 penghasilan Anda dan pasangan setiap bulannya untuk dana darurat keluarga.
Jumlah ini tentunya bukan jumlah yang mutlak karena dapat disesuaikan sesuai dengan kondisi keuangan dan kebutuhan keluarga.
Mencatat Setiap Pengeluaran Rumah Tangga
Siapa pun yang terpilih menjadi bendahara harus mencatat setiap pengeluaran, baik rutin atau darurat.
Dengan mencatat, bendahara dapat mengetahui pengeluaran sudah sesuai kesepakatan atau belum.
Memiliki catatan juga dapat menjadi bukti apabila pasangan menanyakan aliran dana seumpama gaji kurang untuk menutupi kebutuhan dan harus mengambil dari tabungan.
Adapun bentuk catatan pengeluaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga. Contohnya, Anda dapat mencatat secara umum saja, baik mingguan atau bulanan.
Pada dasarnya, catatan ini bermanfaat sebagai neraca keuangan untuk membantu Anda dan pasangan memantau keuangan keluarga tetap dalam keadaan sehat dan aman.
Batasi Kelebihan Pengeluaran
Terkadang ada beberapa kondisi yang mengharuskan Anda menghabiskan uang lebih dari rencana anggaran yang telah dibuat sebelumnya.
Nah, untuk mengatasi hal tersebut, kalian harus membatasi maksimal pengeluaran untuk setiap kebutuhan.
Misalnya, alokasi biaya listrik sebesar Rp300.000, kemudian tentukan kelebihan tagihan yang dapat ditolerir menjadi Rp350.000 – Rp400.000.
Apabila telah melebihi batas tersebut, maka evaluasi keuangan keluarga karena jangan sampai ada pemborosan.
Dengan membatasi kelebihan pengeluaran, kalian juga dapat mengetahui aturan dan arus keuangan keluarga, jadi apabila ada kekurangan uang aksi saling menyalahkan dapat terhindarkan.
Di samping itu, hal ini juga dapat mengontrol Anda untuk tidak menghabiskan uang di luar dari jumlah yang telah disepakati.
Jangan Ragu Membuat Perubahan
Meskipun telah ada kesepakatan alokasi dana untuk setiap pos pengeluaran, namun hal ini jangan dijadikan kontrak mati yang selamanya harus seperti itu.
Jadi, terbukalah akan kemungkinan untuk perubahan kesepakatan sesuai kondisi yang terjadi.
Contohnya, terjadi kenaikan biaya tarif listrik yang tentunya berdampak pada kenyamanan dan produktivitas dalam rumah tangga.
Nah, Anda dan pasangan dapat menyesuaikan rencana anggaran sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Selain itu, atur keuangan rumah tangga Anda senyaman dan seterencana mungkin. Tetapi, jangan bersikap kaku dengan segala aturan yang telah dibuat.
Yang paling penting dari manajemen keuangan keluarga adalah merencanakan segalanya dengan baik dan selalu mengedepankan kenyamanan keluarga.
Miliki Kehidupan Rumah Tangga Bahagia dan Harmonis
Demikian 12 cara mengatur keuangan setelah menikah. Mudah kan?
Namun, cara menghemat di atas tentunya tidak akan bermanfaat jika Anda hanya membacanya saja tanpa mempraktikkannya bersama pasangan.
Jadi, jangan tunda untuk mengaplikasikannya agar kehidupan rumah tangga bahagia dan harmonis dari sekarang dan di kemudian hari.