Sebagai seorang Muslim, Anda pasti sudah tahu bahwa seluruh aspek kehidupan telah diatur di dalam Al-Quran dan Hadist Rasulullah, termasuk cara mengatur keuangan menurut Islam.
Manajemen keuangan adalah hal yang paling penting dalam keberlangsungan hidup.
Nah, jangan sampai melakukan kesalahan dalam mengambil pilihan hidup dan perhitungan keuangan yang dapat merugikan.
Seperti yang tertulis di Quran surah Al-Isra ayat 26- 27: “Dan janganlah kalian menghambur-hamburkan harta secara boros, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”.
Sebelum kita belajar cara mengatur keuangan dalam islam, yuk kita cari tahu dulu konsep uang dalam islam.
Konsep Uang Dalam Islam
Hukum Syariah memiliki banyak aturan yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari seorang Muslim, termasuk dalam hal keuangan.
Muslim yang taat tentunya akan bertindak dengan cara yang halal (diizinkan) dan menjauhi yang haram (dilarang) dengan mengikuti aturan yang telah diatur dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hal-hal yang diizinkan dan tidak diizinkan, salah satunya ada dalam surah Al-Baqarah ayat 188 yang menyatakan:
“Dan janganlah sebagian dari kalian memakan harta satu sama lain secara tidak adil dan janganlah memberikan harta tersebut (dengan cara suap) kepada para penguasa agar membantu kalian untuk memakan sebagian dari harta benda orang lain dengan jalan berbuat dosa, sementara kalian tahu (itu melanggar hukum)”.
Di dalam hukum Islam, uang tidak memiliki nilai intrinsik dan hanya berupa nilai saja.
Sebenarnya tidak memiliki harga dan digunakan sebagai alat pertukaran atau unit pengukuran yang tidak termasuk aset. Jadi, uang harus ditukarkan menjadi komoditas agar bermanfaat.
Pada konsep uang dalam Islam, harus ada aset atau produk yang dapat menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, investasi sebaiknya dalam bentuk aset.
Tertarik ingin berinvestasi tapi bingung harus memulai dari mana? Kabar baiknya, kami membuat laman khusus yang membahas semua hal tentang investasi aman dan terbaik di Indonesia.
Jadi, bagaimana cara mengatur keuangan dalam Islam? Yuk, kita pelajari dan aplikasikan cara di bawah ini:
Cara Mengatur Keuangan Menurut Islam
1. Mengurangi Utang
Di dalam Islam, seorang muslim diperbolehkan untuk mengajukan pinjaman, baik di bank syariah maupun bank konvensional.
Apabila muslim tersebut ingin meminjam uang dari muslim atau non-muslim juga diperbolehkan.
Umat muslim dianjurkan untuk mencatat jumlah dan perjanjian pinjaman yang disaksikan oleh orang lain agar tidak merugikan pihak manapun dan juga tidak lupa.
Seperti yang tertulis dalam surah Al-Baqarah ayat 282:
“Hai orang-orang beriman, apabila kalian melakukan muamalah (transaksi keuangan atau perjanjian yang dilakukan oleh manusia) tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, maka hendaklah kalian menuliskannya. Hendaklah seorang penulis diantara kalian menuliskannya dengan adil. Dan janganlah penulis tersebut enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengamalkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada utangnya.”
Tidak dapat dimungkiri, utang pinjaman kerap kali menyelamatkan kita dari masalah keuangan. Meskipun begitu, Islam tidak menganjurkan untuk berutang, kecuali berada dalam kondisi mendesak dan darurat.
Jadi, apabila Anda masih ada tunggakan pinjaman, usahakan untuk melunasinya karena hukumnya wajib dalam Islam.
Bahkan ketika seseorang meninggal dan masih memiliki utang, maka ahli warisnya wajib melunasi utang orang tersebut.
2. Rumus 1-1-1
Salah satu cara mengatur keuangan ala rasul dengan melakukan rumus 1-1-1.
Rumus 1-1-1 adalah rumus mengatur keuangan yang dibuat dan diajarkan oleh sahabat nabi, Salman Al-Farisi.
Berdasarkan riwayat hidup Salman Al-Farizi, dengan modal uang 1 dirham, beliau menggunakannya untuk membuat anyaman yang dijual seharga 3 dirham.
Jadi, dengan keuntungan 3 dirham, beliau membaginya menjadi: 1 dirham digunakan untuk keperluan keluarga, 1 dirham digunakan untuk bersedekah, dan 1 dirham digunakan kembali untuk memodali usahanya.
Rasulullah menganjurkan kepada umat muslim untuk menjalankan rumus 1-1-1 dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menyisihkan Uang Untuk Modal Usaha
Setiap bulan sebaiknya Anda menyisihkan penghasilan atau gaji menjadi modal usaha, membeli aset, atau investasi.
Berdasarkan hadist Nu’aim bin ‘Abdirrahman menyatakan bahwa “sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan”. Jadi, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk mencari nafkah dengan menjalankan bisnis.
Islam juga menganjurkan untuk menyisihkan uang untuk menambah modal usaha atau dijadikan sebagai sebagai investasi. Jangan sampai hasil keuntungan usahanya digunakan untuk keperluan konsumtif.
Menurut Robert T.Kiyosaki, yang membedakan orang-orang kaya dengan orang kelas menengah dan orang miskin adalah orang kaya membeli aset.
Sedangkan orang-orang kelas menengah dan miskin menghabiskan uangnya untuk kebutuhan konsumtif.
Terkadang orang-orang kelas menengah menganggap bahwa mereka telah membeli aset padahal mereka membeli liabilitas (barang konsumtif).
Liabilitas merupakan barang yang mendatangkan pengeluaran sedangkan aset merupakan barang atau modal dapat menghasilkan keuntungan.
Contohnya, Anda mengajukan pinjaman untuk membeli mobil agar dapat dipamer dan menjaga gengsi. Pada akhirnya terbebani utang, biaya perawatan, dan biaya lainnya. Hal ini termasuk liabilitas.
Sedangkan aset, contohnya Anda membeli mobil yang digunakan untuk usaha barang logistik atau jualan. Hasil keuntungan dari mobil yang dimanfaatkan untuk usaha ini jumlahnya lebih besar dari cicilan.
Butuh tambahan modal usaha? Kami membuat laman khusus untuk modal usaha dimana Anda bisa membandingkan dan mengajukannya secara gratis.
4. Menabung
Bagi banyak orang menabung sebagian dari penghasilan mungkin agak sulit.
Kerap kali orang-orang merasa penghasilannya berkurang karena harus menyisihkan uang untuk ditabung.
Namun, selama beratus-ratus tahun, menabung telah membantu banyak kehidupan manusia untuk menyiapkan kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Seperti dalam hadits H.R Bukhari bahwa “Simpanlah sebagian dari harta kalian uuntuk kebaikan masa depan kalian, karena itu jauh lebih baik.”
Umumnya, manfaat dari tabungan mulai dapat dirasakan ketika uang yang ditabung telah terkumpul banyak. Dengan memiliki tabungan, Anda memiliki cadangan uang yang dapat digunakan kapan saja.
Jadi cara menabung menurut islam adalah dengan menyisihkan uang sedikit demi sedikit mulai dari sekarang.
Misalnya, Anda menyisihkan Rp100,000 per bulan, maka dalam setahun uang Anda akan terkumpul sebanyak Rp3,600,000. Jumlah ini tentunya akan bertambah seiring waktu.
Kami bekerjasama dengan berbagai bank terbaik di Indonesia yang menawarkan produk tabungan. Anda dapat membandingkannya di laman yang khusus kami dedikasikan untuk rekening bank.
5. Memiliki Dana Darurat
Setiap orang tentunya tidak akan pernah tahu musibah atau bencana yang akan menimpa pada dirinya.
Sebab itu, umat muslim seharusnya selalu berikhtiar dan berusaha untuk berjaga-jaga dalam menghadapi masa depan, yakni dengan memiliki dana darurat.
Layaknya tabungan, dana darurat juga adalah salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Di Financer, Anda dapat memilih rekening tabungan untuk menempatkan dana darurat Anda.
Di Financer, Anda dapat memilih rekening tabungan untuk menempatkan dana darurat Anda.
6. Zakat, Infaq, dan Sedekah
Salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan setiap muslim adalah mengeluarkan zakat yang bermanfaat untuk menyucikan harta benda dan jiwa.
Zakat ini wajib ditunaikan karena 2,5% dari rezeki yang diperoleh ada hak fakir miskin di dalamnya. Adapun infaq dan sedekah juga dianjurkan untuk dilaksanakan meskipun sifatnya sunnah.
Jadi, dengan mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah, Anda tentunya membantu orang-orang miskin yang betul-betul membutuhkan bantuan.
Oleh karena itu, pastikan menyisihkan penghasilan atau gaji Anda setiap bulannya untuk zakat, infaq, dan sedekah.
Seperti yang tertulis di dalam surah At Taubah ayat 103, yang artinya “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat tersebut, Anda membersihkan dan mensucikan mereka.”
Dan dalam surah Al-Baqarah ayat 261 juga menyatakan “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai (bulir), pada tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Dari kedua ayat tersebut, dapat kita ketahui bahwa zakat, infaq dan sedekah akan menyuburkan hati manusia dengan sifat-sifat kebaikan dan menambah harta benda manusia. Apalagi salah satu arti zakat adalah bertambah.
Jadi, umat muslim yang selalu berzakat akan dipandang masyarakat sebagai orang kaya yang baik dan jujur.
Hal ini akan menggerakkan hati orang-orang yang juga kaya untuk menjalin relasi bisnis dengan muslim yang selalu mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah. Dari sinilah harta dan rezeki seorang muslim tersebut akan bertambah.
7. Hidup Sederhana
Rasulullah SAW merupakan sosok muslim dan manusia yang sangat sederhana.
Meskipun beliau dan istrinya Khadijah hidup dalam gelimang harta, namun harta tersebut digunakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, membantu fakir miskin dan menyebarkan dakwah Islam.
Sebagai muslim yang taat, sudah seharusnya kita mencontoh perilaku Rasulullah SAW.
Hidup sederhana adalah awal dari kebahagiaan. Meskipun ada orang-orang beranggapan bahwa hidup sederhana adalah hidup dalam kekurangan.
Namun, hidup sederhana dalam Islam adalah gaya hidup yang bertujuan untuk menjauhkan diri dari sifat serakah dan tamak.
Berdasarkan surah Al-Araf ayat 31 yang menyatakan bahwa “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”
Dan juga dalam surah Al-Furqon ayat 67 tertulis bahwa “Orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”
Dari kedua ayat di atas dapat kita ketahui bahwa Islam mengajarkan umat muslim untuk tidak berbelanja berlebih-lebihan.
Jadi, belanjalah segala kebutuhan sesuai dengan kadarnya, tidak kurang dan tidak lebih. Jauhilah membeli barang yang tidak dibutuhkan.
Contohnya, Anda telah memiliki mobil tetapi Anda melihat tipe mobil terbaru yang bagus dan dilengkapi dengan mesin canggih.
Anda pun akhirnya membeli mobil tersebut karena keinginan bukan kebutuhan padahal mobil yang lama juga memiliki mesin yang canggih dan masih layak digunakan.
Raih Keberkahan Hidup Dengan Syariat Islam
Demikian 7 cara mengatur uang menurut Islam yang dapat diterapkan oleh umat muslim dan non-muslim dalam kehidupan sehari-hari.
Mulailah hidup sederhana dan hemat dari sekarang. Aturlah pendapatan dan pengeluaran dengan terencana dan terstruktur. Hindari membeli segala sesuatu yang tidak dibutuhkan.
Jika memiliki harta berlebih, jangan lupa untuk berbagi dengan fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan, khususnya orang-orang terdekat agar bisa raih keberkahan hidup dengan syariat islam.
Semoga tips di atas bermanfaat dan semoga Allah SWT selalu melimpahkan rezeki bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.