{"id":5123,"date":"2019-05-27T15:28:00","date_gmt":"2019-05-27T07:28:00","guid":{"rendered":"https:\/\/financer.id\/?page_id=5123"},"modified":"2024-12-30T19:22:36","modified_gmt":"2024-12-30T11:22:36","slug":"mengatur-keuangan-dalam-islam","status":"publish","type":"how_to","link":"https:\/\/financer.id\/keuangan-pribadi\/artikel\/mengatur-keuangan-dalam-islam\/","title":{"rendered":"Cara Mengatur Keuangan Menurut Islam"},"content":{"rendered":"\n
Sebagai seorang Muslim, Anda pasti sudah tahu bahwa seluruh aspek kehidupan telah diatur di dalam Al-Quran dan Hadist Rasulullah, termasuk cara mengatur keuangan menurut Islam<\/strong>.<\/p>\n\n\n\n Mengelola keuangan dengan baik adalah hal yang sangat penting untuk menjaga kesejahteraan hidup.<\/p>\n\n\n\n Namun, kita harus berhati-hati agar tidak salah dalam mengambil keputusan finansial atau melakukan perhitungan yang justru bisa merugikan.<\/p>\n\n\n Seperti yang tertulis di Quran surah Al-Isra ayat 26- 27<\/a>: \u201cDan janganlah kalian menghambur-hamburkan harta secara boros, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”.<\/p><\/div>\n\n\n Sebelum membahas lebih lanjut tentang cara mengatur keuangan dalam Islam, mari kita pahami dulu bagaimana Islam memandang konsep uang.<\/p>\n\n\n\n Hukum Syariah memiliki aturan yang mengatur berbagai aspek kehidupan seorang Muslim, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan.<\/p>\n\n\n\n Seorang Muslim yang taat akan selalu berusaha menjalankan aktivitas keuangan sesuai dengan yang halal (diperbolehkan) dan menjauhi yang haram (dilarang), sebagaimana telah diatur dalam Al-Qur’an dan Hadis.<\/p>\n\n\n Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hal-hal yang diizinkan dan tidak diizinkan, salah satunya ada dalam surah Al-Baqarah ayat 188 yang menyatakan: Di dalam hukum Islam, uang tidak memiliki nilai intrinsik dan hanya berupa nilai saja. <\/p>\n\n\n\n Sebenarnya tidak memiliki harga dan digunakan sebagai alat pertukaran atau unit pengukuran yang tidak termasuk aset. Jadi, uang harus ditukarkan menjadi komoditas agar bermanfaat. <\/p>\n\n\n\n Konsep uang dalam Islam<\/strong> menekankan bahwa setiap transaksi harus berbasis pada aset atau produk yang nyata. <\/p>\n\n\n\n Oleh karena itu, investasi<\/a> yang dilakukan sebaiknya dalam bentuk aset yang dapat memberikan manfaat dan keuntungan.<\/p>\n\n\n Tertarik ingin berinvestasi tapi bingung harus memulai dari mana? Kabar baiknya, kami membuat laman khusus yang membahas semua hal tentang investasi aman dan terbaik di Indonesia.<\/p> \n\t Pelajari Lebih Lanjut <\/a>\n\t<\/p><\/div>\n\n\n Jadi, bagaimana cara mengatur keuangan dalam Islam? Yuk, kita pelajari dan aplikasikan cara di bawah ini:<\/p>\n\n\n\n Sumber penghasilan yang halal adalah fondasi utama dalam keuangan Islami. Islam melarang memperoleh harta melalui cara yang haram, seperti riba, penipuan, atau perjudian. <\/p>\n\n\n\n Rezeki yang halal membawa keberkahan dalam hidup dan memberikan ketenangan batin.<\/p>\n\n\n\n Di dalam Islam, seorang muslim diperbolehkan untuk mengajukan\u00a0pinjaman<\/a>, baik di\u00a0bank syariah maupun bank konvensional<\/a>.<\/p>\n\n\n\n Apabila muslim tersebut ingin meminjam uang dari muslim atau non-muslim juga diperbolehkan.<\/p>\n\n\n\n Umat muslim dianjurkan untuk mencatat jumlah dan perjanjian pinjaman yang disaksikan oleh orang lain agar tidak merugikan pihak manapun dan juga tidak lupa.<\/p>\n\n\n Seperti yang tertulis dalam surah Al-Baqarah ayat 282:<\/p>\n \u201cHai orang-orang beriman, apabila kalian melakukan muamalah (transaksi keuangan atau perjanjian yang dilakukan oleh manusia) tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, maka hendaklah kalian menuliskannya. Hendaklah seorang penulis diantara kalian menuliskannya dengan adil. Dan janganlah penulis tersebut enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengamalkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada utangnya.\u201d<\/p><\/div>\n\n\n Tidak bisa disangkal, utang sering kali menjadi solusi ketika menghadapi masalah keuangan. Meski begitu, Islam hanya memperbolehkan berutang dalam kondisi mendesak atau darurat.<\/p>\n\n\n\n Bagi yang memiliki pinjaman, sangat dianjurkan untuk segera melunasinya karena membayar utang adalah kewajiban dalam Islam. <\/p>\n\n\n\n Bahkan, jika seseorang meninggal dunia dengan utang yang belum lunas, ahli warisnya memiliki tanggung jawab untuk melunasi utang tersebut.<\/p>\n\n\n\n Salah satu cara mengatur keuangan ala Rasul adalah dengan menggunakan rumus 1-1-1.<\/p>\n\n\n\n Rumus ini berasal dari ajaran sahabat Nabi, Salman Al-Farisi. Dalam riwayat hidupnya, Salman Al-Farisi mempraktikkan pengelolaan keuangan dengan cara sederhana namun efektif. <\/p>\n\n\n\n Dengan modal 1 dirham, ia membuat anyaman yang kemudian dijual seharga 3 dirham.<\/p>\n\n\n\n Dari hasil penjualan tersebut, Salman membaginya menjadi tiga bagian:<\/p>\n\n\n 1 dirham untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,<\/p>\n<\/li> 1 dirham untuk bersedekah,<\/p>\n<\/li> 1 dirham untuk modal usaha berikutnya.<\/p>\n<\/li><\/ul><\/div>\n\n\n Rasulullah menganjurkan umat Muslim untuk menerapkan rumus 1-1-1 ini dalam kehidupan sehari-hari, karena selain membantu menjaga kestabilan keuangan, juga mendukung kebiasaan berbagi dan berinvestasi.<\/p>\n\n\n\n Setiap bulan sebaiknya Anda menyisihkan penghasilan atau gaji menjadi\u00a0modal usaha,\u00a0membeli aset, atau\u00a0investasi.<\/p>\n\n\n\n Berdasarkan hadist Nu\u2019aim bin \u2018Abdirrahman menyatakan bahwa \u201csembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan<\/em>\u201d. Jadi, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk mencari nafkah dengan menjalankan bisnis.<\/p>\n\n\n\n Islam juga menganjurkan untuk menyisihkan uang untuk menambah modal usaha atau dijadikan sebagai sebagai investasi. Jangan sampai hasil keuntungan usahanya digunakan untuk keperluan konsumtif.<\/p>\n\n\n\n Menurut Robert T.Kiyosaki, yang membedakan orang-orang kaya dengan orang kelas menengah dan orang miskin adalah orang kaya membeli aset.<\/p>\n\n\n\n Sedangkan orang-orang kelas menengah dan miskin menghabiskan uangnya untuk kebutuhan konsumtif.<\/p>\n\n\n\n Terkadang orang-orang kelas menengah menganggap bahwa mereka telah membeli aset padahal mereka membeli liabilitas (barang konsumtif).<\/p>\n\n\n\n Liabilitas merupakan barang yang mendatangkan pengeluaran sedangkan aset merupakan barang atau modal dapat menghasilkan keuntungan.<\/p>\n\n\n\n Contohnya, Anda mengajukan pinjaman untuk membeli mobil agar dapat dipamer dan menjaga gengsi. Pada akhirnya terbebani utang, biaya perawatan, dan biaya lainnya. Hal ini termasuk liabilitas.<\/p>\n\n\n\n Sedangkan aset, contohnya Anda membeli mobil yang digunakan untuk usaha barang logistik atau jualan. Hasil keuntungan dari mobil yang dimanfaatkan untuk usaha ini jumlahnya lebih besar dari cicilan.<\/p>\n\n\n Butuh tambahan modal usaha? Kami membuat laman khusus untuk modal usaha dimana Anda bisa membandingkan dan mengajukannya secara gratis.<\/p> \n\t Pelajari Lebih Lanjut <\/a>\n\t<\/p><\/div>\n\n\n Bagi banyak orang menabung sebagian dari penghasilan mungkin agak sulit.<\/p>\n\n\n\n Kerap kali orang-orang merasa penghasilannya berkurang karena harus menyisihkan uang untuk ditabung.<\/p>\n\n\n\n Namun, selama beratus-ratus tahun, menabung telah membantu banyak kehidupan manusia untuk menyiapkan kehidupan yang lebih baik di masa depan.<\/p>\n\n\n\n Seperti dalam hadits H.R Bukhari bahwa\u00a0\u201cSimpanlah sebagian dari harta kalian uuntuk kebaikan masa depan kalian, karena itu jauh lebih baik.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n Umumnya, manfaat dari\u00a0tabungan<\/a>\u00a0mulai dapat dirasakan ketika uang yang ditabung telah terkumpul banyak. Dengan\u00a0memiliki tabungan, Anda memiliki cadangan uang yang dapat digunakan kapan saja.<\/p>\n\n\n\n Jadi cara menabung menurut islam <\/strong>adalah dengan menyisihkan uang sedikit demi sedikit mulai dari sekarang. <\/p>\n\n\n\n Misalnya, Anda menyisihkan Rp100,000 per bulan, maka dalam setahun uang Anda akan terkumpul sebanyak Rp3,600,000. Jumlah ini tentunya akan bertambah seiring waktu.<\/p>\n\n\n Kami bekerjasama dengan berbagai bank terbaik di Indonesia yang menawarkan produk tabungan. Anda dapat membandingkannya di laman yang khusus kami dedikasikan untuk rekening bank.<\/p> \n\t Pelajari Lebih Lanjut <\/a>\n\t<\/p><\/div>\n\n\n Setiap orang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, termasuk musibah atau bencana yang bisa menimpa.<\/p>\n\n\n\n Karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk selalu berusaha dan bersiap menghadapi kemungkinan yang buruk, salah satunya dengan memiliki dana darurat.<\/p>\n\n\n\n Seperti halnya tabungan, dana darurat juga penting dimiliki oleh setiap Muslim. Di Financer, Anda dapat memilih rekening tabungan yang tepat untuk menyimpan dana darurat Anda.<\/p>\n\n\n Di Financer, Anda dapat memilih rekening tabungan untuk menempatkan dana darurat Anda.<\/p> \n\t Pelajari Lebih Lanjut <\/a>\n\t<\/p><\/div>\n\n\n Salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim adalah mengeluarkan zakat, yang berfungsi untuk menyucikan harta dan jiwa.<\/p>\n\n\n\n Zakat wajib dikeluarkan sebesar 2,5% dari rezeki yang diperoleh, karena ada hak fakir miskin di dalamnya. Selain zakat, infaq dan sedekah juga sangat dianjurkan meskipun hukumnya sunnah.<\/p>\n\n\n\n Dengan menunaikan zakat, infaq, dan sedekah, Anda akan membantu orang-orang yang membutuhkan, terutama mereka yang kurang mampu.<\/p>\n\n\n\n Oleh karena itu, pastikan untuk menyisihkan sebagian penghasilan setiap bulan untuk zakat, infaq, dan sedekah.<\/p>\n\n\n Seperti yang tertulis di dalam surah At Taubah ayat 103, yang artinya \u201cAmbilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat tersebut, Anda membersihkan dan mensucikan mereka.\u201d<\/p>\n Dan dalam surah Al-Baqarah ayat 261 juga menyatakan \u201cPerumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai (bulir), pada tiap bulir seratus biji.<\/p>\n Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.\u201d<\/p><\/div>\n\n\n Melalui zakat, infaq, dan sedekah, hati seseorang akan lebih subur dengan sifat-sifat kebaikan, dan harta akan semakin bertambah. <\/p>\n\n\n\n Zakat sendiri berarti “bertambah”, yang menunjukkan bahwa semakin sering berzakat, semakin banyak pula keberkahan yang diterima.<\/p>\n\n\n\n Seorang Muslim yang rutin berzakat akan dipandang baik dan jujur oleh masyarakat. <\/p>\n\n\n\n Rasulullah SAW adalah contoh sosok Muslim yang sangat sederhana. Meskipun beliau dan istrinya, Khadijah, hidup dalam kemewahan, harta mereka digunakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, membantu orang miskin, dan menyebarkan dakwah Islam.<\/p>\n\n\n\n Sebagai umat Muslim yang taat, kita seharusnya meniru sikap Rasulullah SAW. Hidup sederhana bukan berarti hidup dalam kekurangan, tetapi merupakan cara untuk menghindari sifat serakah dan tamak.<\/p>\n\n\n <\/p>\n Berdasarkan surah Al-Araf ayat 31 yang menyatakan bahwa \u201cHai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan\u201d<\/p>\n <\/p>\n Dan juga dalam surah Al-Furqon ayat 67 tertulis bahwa \u201cOrang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.\u201d<\/p>\n <\/p><\/div>\n\n\n Dari kedua ayat di atas dapat kita ketahui bahwa Islam mengajarkan umat muslim untuk tidak berbelanja berlebih-lebihan. <\/p>\n\n\n\n Islam mengajarkan kita untuk tidak berbelanja secara berlebihan. Belanjalah sesuai kebutuhan, tidak kurang dan tidak berlebihan. Hindari membeli barang yang tidak benar-benar diperlukan.<\/p>\n\n\n\n Contohnya, Anda telah memiliki mobil tetapi Anda melihat tipe mobil terbaru yang bagus dan dilengkapi dengan mesin canggih.<\/p>\n\n\n\n Anda pun akhirnya membeli mobil tersebut karena keinginan bukan kebutuhan padahal mobil yang lama juga memiliki mesin yang canggih dan masih layak digunakan.<\/p>\n\n\n\n Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pengelolaan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.<\/p>\n\n\n Ketika penghasilan dan pengeluaran dilakukan dengan cara yang halal dan sesuai syariat, harta yang dimiliki akan menjadi lebih berkah.<\/p>\n<\/li> Membantu menjaga keuangan tetap sehat dan stabil.<\/p>\n<\/li> Melalui pembagian harta untuk membantu sesama, seorang Muslim dapat berkontribusi pada kesejahteraan sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi.<\/p>\n<\/li> Mendorong umat untuk menabung dan berinvestasi secara syariah.<\/p>\n<\/li> Mengajarkan kita untuk bertindak disiplin dalam pengeluaran, memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan, serta bertanggung jawab terhadap harta yang dimiliki.<\/p>\n<\/li> Terhindar dari praktik yang dilarang, seperti riba, perjudian, atau transaksi tidak adil.<\/p>\n<\/li> Menjaga kita dari dosa serta melindungi harta dari kerugian yang tidak diridhai Allah.<\/p>\n<\/li> Seorang Muslim dapat menjadi contoh yang baik bagi keluarga dan lingkungan sekitar.<\/p>\n<\/li> Setiap langkah dalam mengelola keuangan yang mengikuti syariat merupakan bentuk ibadah.<\/p>\n<\/li> Dengan menjalankan prinsip-prinsip Islam dalam keuangan, kita tidak hanya menjaga keseimbangan duniawi tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah.<\/p>\n<\/li><\/ul><\/div>\n\n\n Demikian 7 cara mengatur uang menurut Islam yang dapat diterapkan oleh umat muslim dan non-muslim dalam kehidupan sehari-hari.<\/p>\n\n\n\n Mulailah dengan hidup sederhana dan hemat. Aturlah pendapatan dan pengeluaran dengan rencana yang jelas dan terstruktur. Hindari membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.<\/p>\n\n\n\n Jika memiliki lebih banyak harta, jangan lupa untuk berbagi dengan fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan, terutama mereka yang ada di sekitar kita. Dengan demikian, kita dapat meraih keberkahan hidup sesuai dengan ajaran Islam.<\/p>\n\n\n\n Kami juga memiliki halaman khusus yang membahas topik investasi lebih mendalam.<\/p>\n\n\n Mengatur keuangan menurut Islam berarti mengelola harta dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti menghasilkan pendapatan halal, menghindari pengeluaran berlebihan, menunaikan zakat, dan berinvestasi secara bijaksana.<\/p>\n Tujuannya adalah untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat.<\/p><\/div> Zakat adalah kewajiban bagi umat Islam untuk menyisihkan sebagian hartanya (biasanya 2,5%) setiap tahun untuk diberikan kepada yang berhak, seperti fakir miskin.<\/p>\n Zakat membersihkan harta dan jiwa, serta dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial.<\/p><\/div> Islam mengajarkan untuk mengelola pengeluaran dengan bijak, yakni hanya membeli barang yang diperlukan dan tidak berlebihan. Hindari sifat boros atau konsumtif yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.<\/p>\n Sebaiknya belanja hanya untuk kebutuhan dan menghindari pembelian barang yang tidak berguna.<\/p><\/div> Dana darurat adalah tabungan yang disisihkan untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga, seperti kecelakaan, sakit, atau kebutuhan mendesak lainnya.<\/p>\n Dalam Islam, berikhtiar untuk berjaga-jaga dengan memiliki dana darurat adalah bagian dari persiapan yang baik untuk masa depan dan menghindari tergantung pada utang.<\/p><\/div> Islam membolehkan berutang dalam kondisi darurat, seperti untuk kebutuhan mendesak yang tidak dapat ditunda.<\/p>\n Namun, berutang untuk hal-hal yang tidak penting atau berlebihan, seperti membeli barang konsumtif, sangat tidak dianjurkan.<\/p>\n Utang harus dilunasi sesegera mungkin dan tidak diperpanjang tanpa alasan yang sah.<\/p><\/div> Mengatur keuangan sesuai dengan Islam tidak hanya memberikan kesejahteraan finansial duniawi, tetapi juga mendatangkan keberkahan hidup.<\/p>\n Dengan berbagi kepada sesama, menghindari utang, dan mengelola harta dengan bijak, seorang Muslim dapat meraih keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat.<\/p>\n<\/div>\n<\/div>\n<\/div>\n<\/div><\/div><\/div>\n\n\nKonsep Uang Dalam Islam<\/h2>\n\n\n\n
\u201cDan janganlah sebagian dari kalian memakan harta satu sama lain secara tidak adil dan janganlah memberikan harta tersebut (dengan cara suap) kepada para penguasa agar membantu kalian untuk memakan sebagian dari harta benda orang lain dengan jalan berbuat dosa, sementara kalian tahu (itu melanggar hukum)\u201d.<\/p><\/div>\n\n\nCara Mengatur Keuangan Menurut Islam<\/h2>\n\n\n\n
1. Mencari Rezeki Halal<\/h3>\n\n\n\n
2. Mengurangi Utang<\/h3>\n\n\n\n
2. Rumus 1-1-1<\/h3>\n\n\n\n
3. Menyisihkan Uang Untuk Modal Usaha<\/h3>\n\n\n\n
4. Menabung<\/h3>\n\n\n\n
5. Memiliki Dana Darurat<\/h3>\n\n\n\n
6. Zakat, Infaq, dan Sedekah<\/h3>\n\n\n\n
7. Hidup Sederhana<\/h3>\n\n\n\n
Manfaat Mengatur Keuangan Sesuai Islam<\/h2>\n\n\n\n
Raih Keberkahan Hidup Dengan Syariat Islam<\/h3>\n\n\n\n
Pertanyaan Umum<\/h3>
Apa yang dimaksud dengan mengatur keuangan menurut Islam?<\/h4>
Apa itu zakat dan mengapa penting dalam mengatur keuangan menurut Islam?<\/h4>
Bagaimana cara mengelola pengeluaran sesuai dengan ajaran Islam?<\/h4>
Apa itu dana darurat dalam Islam dan mengapa penting?<\/h4>
Bolehkah seorang Muslim berutang menurut Islam?<\/h4>
Bagaimana Islam memandang investasi?<\/h4>
Baca artikel lainnya:<\/h3>\n\n\n\n
\n